Perkembangan peternakan terus meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 1989-1991,
tetapi pada tahun 1992 mengalami penurunan yang cukup draktis untuk jenis ternak sapi, kerbau dan kambing. Hal ini disebabkan
adanya musim kemarau yang cukup panjang dan masyarakat peternak kesulitan memperoleh pakan ternak sehingga sebagian besar mereka menjual ternaknya.
Tetapi sebaliknya perkembangan ayam buras dan ayam ras mengalami kenaikan yang cukup pesat.
Perkembangan ternak sapi pada tahun 1974 tercatat 61.729 ekor, tahun 1989 mencapai
76.716 ekor, tahun 1991 menurun menjadi 58.066 ekor, tahun 1992 sebanyak 59.388 ekor dan tahun 1993 menjadi 58.609
ekor. Kambing dan domba, tahun 1974 ada 98.801 ekor, tahun 1990 menjadi 116.246 ekor, tahun1992 tinggal 98.086 ekor. Ayam buras, tahun 1979 tercatat 441.147 ekor, tahun 1989
mencapai 1.073.724 ekor, tahun 1993 turun menjadi 878.612 ekor . Sedang ayam ras baru dikembangkan pada tahun 1979, saat itu tercatat
44.792 ekor, tahun 1989 menjadi 164.318 ekor, dan pada tahun 1993 meningkat menjadi 169.481 ekor.
Untuk mengembangkan sektor
peternakan ini, Pemerintah Daerah Tingkat II Lamongan telah menginvestasikan dalam sub sektor ini
yang cukup besar. Sebagai contoh, antara tahun anggaran 1987 / 1988 sampai dengan 1991 / 1992, jumlah investasi mencapai Rp 108.112.000,00. Investasi
tersebut berasal dari dana proyek sebesar Rp. 89.601.000,00 dan dana rutin sebesar Rp. 18.511.000,00
|