Tujuan semula pembangunan Waduk Gondang adalah untuk
mencukupi kebutuhan pengairan dalam rangka pelaksanaan swasembada beras nasional. Secara lokal, Waduk Gondang
juga berfungsi sebagai pengendali banjir. Dalam perkembangannya, waduk Gondang juga d imanfaatkan sebagai objek wisata. Latar belakang
pembangunan Waduk Gondang adalah karena daerah Lamongan merupakan daerah rendah dimana pada musim hujan sering tergenang. Kejadian ini dapat berlangsung berhari-hari
sehingg a banyak menimbulkan kesengsaraan penduduk, karena sawah-sawah tergenag. sebaliknya pada musim kemarau banyak daerah yang mengalami kekeringan sehingga banyak
tanah pertanian yang tidak dapat ditanami. Air yang tersisa pada musim kemarau kebanyakan digunakan penduduk untuk keperluan hidup sehari-hari, termasuk untuk keperluan ternak.
Rencana membangun Waduk Gondang
ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1902, dengan penyelidikan geologis oleh G. Godefroy, Penyelidikan ini dilanjutkan pada tahun 1914
oleh Ir Begeman dan pada tahun 1939 oleh Dr. Ir. W. H. Hetzel. Pada tahun 1940 Provencialen Waterstaat telah mempunyai gagasan untuk membagun Waduk Gondang dengan ketinggian + 40 m SHVP, dengan isi waduk + 36.000.000 m3.
Pada tahun 1963 dan tahun 1966 Konsultan PT. Indah karya telah mengadakan penyelidikan mengenai perhitungan hidrologi, rencana exploitasi dan rencana
pengairan waduk gondang.
Pada tahun 1975 Proyek
Bengawan Solo menugaskan Fakultas teknik Universitas Gajah mada Yogyakarta untuk mengadakan penyelidikan mengenai rencana dan penelitian
mekanika tanah Waduk Gondang. Kemudian pada tahun 1976 dilakukan feasibility study oleh Bagian Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM Yogyakarta sebagai kelanjutan study tahun 1975.
Selanjutnya pada akhir tahun 1978 Fakultas Teknik UI melakukan Study Oprimasi penggunaan air Waduk Gondang . Biaya pembangunan Waduk Gondang mulai survey,
pemindahan penduduk tahun 1974/1975 samapi pekerjaan penataan medan tahun 1985/1986
telah menelan dana Rp. 18.083.481.271,85. Jumlah tersebut termasuk dana APBD Tingkat I Jawa Timur tahun 1986/1987
sebesar Rp. 249.818.000,00.
Waduk gondang yang diresmikan oleh Presiden
Republik Indonesia pada hari Sabtu 4 April 1987, mempunyai luas daerah genangan 6,60 Km2. Untuk keperluan pembangunan tersebut kawasan yang dibebaskan seluas + 712 Ha, terdiri dari 110 Ha milik perhutani dan selebihnya milik penduduk. Jumlah penduduk yang dipindahkan sebanyak 800 KK. Genangan Waduk Gondang meliputi desa Daliwangun, Desa Deket Agung, Desa Gondang Lor dan Desa Kalitengah Kecamatan Sugio. Sedangkan di Kecamatan Sambeng meliputi sebagian Desa Sekidang, Desa wonorejo dan Desa Wudi.
sumber air Waduk Gondang adalah dari kali gondang
dengan anak-anaknya yang meliputi Kali Juruk yang bermata air di Gunung Wuluh, kali Ampo yang bermata air di Gunung Krapyak, kali gebangan yang bermata air di Gunung Gede. Melihat potensi pemandangan
alam Waduk Gondang dengan latar belakang pegunungan di bagian selatan yang sangat indah maka Pemerintah Daerah Tingkat II Lamongan juga mengfungsikan Waduk Gondang
sebagai objek wisata. Untuk kepentingan pariwisata ini dilengkapi perahu-perahu untuk pesiar keliling waduk Gondang sambil memancing. Pada tahun 1992/1993
telah dibangun sarana tempat bermain anak dan pendopo Waduk gondang yang sekaligus dimanfaatkan sebagai tempat
pertunjukan kesenian dan musik dangdut pada hari Minggu atau hari-hari tertentu. Pada tahun 1994/1995 dari
restribusi pariwisata waduk gondang menghasilkan Rp. 2.760.000,00 untuk PAD Lamongan.
|