MAKAM SUNAN SENDANG DUWUR

                Sunan  Sendang Duwur yang nama aslinya R. Nur Rachmat, beliau putra dari Abdul Kohar Bin Malik Bin Sultan Abu Yazid yang berasal dari negeri Bagdad ( Irak). Raden Nur Rachmat  dilahirkan  pada  tahun 1442 tahun Saka atau 940 H . Yang berketepatan tahun 1320 M. Beliau meninggal / wafat  pada  tahun  1507 Saka atau 1585 M. Hal tersebut dapat diketahui pada pahatan dinding makam.

                Raden  Nur  Rachmat adalah  penyebar  agama  Islam   yang   banyak     jasanya  semasa  Sunan   drajat .Makamnya   dikeramatkan   penduduk   sekitar   dan   banyak  dikunjungi    peziarah,   terletak   di  belakang   masjid. Ukir-ukiran kayu jati dinding penyangga Cungkup Makam bernilai seni sangat  tinggi  dan  indah. Komplek  Makam dan  Masjid  R. Nur Rachmat  ini  terletak di atas perbukitan  yang  sangat   strategis   di  desa  Sendang   Duwur  Kecamatan   Paciran.  Jaraknya kurang lebih 5 km arah barat laut  dari Goa Istana Maharani. Menurut cerita   setelah   Raden   Nur   Rachmat diberi   gelar  Sunan  Sendang  Duwur   oleh   Sunan    Drajat   diperintahkan   untuk   pergi   ke  desa Mantingan   ( Jawa Tengah )  untuk  membeli  Masjid   Mbok  Rondo  Mantingan  dengan  membawa  uang  sejuta  salebak  keteng.  Tetapi ketika   Sunan   Sendang   sampai    di    Mantingan,    Mbok    Rondo Mantingan   mengatakan  bahwa  masjidnya  tidak  dijual.  Kemudian Sunan Sendang pulang dengan hati sedih. Akhirnya Sunan Sendang  bersemedi   di  puncak  Gunung    Pamerangan.   Pada   waktu   beliau bersemedi   didatangi   oleh  Sunan  Kalijogo  dan  dibangunkan  dari semedinya, beliau disuruh kembali ke Mantingan, Selanjutnya Mbok   Rondo  Mantingan  tidak  keberatan memberikan  masjidnya  dengan  syarat  harus  dibawa  sendiri  dari  Mantingan tanpa bantuan orang lain.   Karena   kesaktiannya   maka   masjid  tersebut dibawa  terbang dengan bantuan katak ( Legenda Tanjung Kodok ).

                  Di makam  Sendang Duwur  ini terdapat dua buah gapura Purbakala terbuat dari batu hitam yang sangat  menarik , terletak di utara dan barat Masjid, Kedua gapura tersebut puncaknya tertutup. Didalam sejarah kesenian kuno gapura demikian itu disebut gapura Paduraksa Keunikan gapura Sendang Duwur ini adalah sayap disebelah  kanan yang  menggambarkan  Burung  Garuda  yang  terlihat pada pahatan timbul  pada  bagian atas sudut pucuk gapura.  Pahatan   tersebut bersulur-sulur  yang  menggambarkan   kepala  burung  Garuda  dengan dadanya yang melengkung

Gapura Paduraksa

Ornamen yang terdapatdi bangunan Makam Sunan Sendang Duwur

                      Disamping gapura Paduraksa yang bersayap Garuda di sekitar makam tersebut juga terdapat sumur giling yang mempunyai kedalaman kurang lebih 35 m, sumur tersebut dilengkapi alat untuk mengambil air yang bernama gilingan di atas lubang sumur. Menurut cerita setelah Raden Nur Rachmat kesulitan air yang kemudian membuat sumur tersebut di atas dengan cara bersemedhi memohon petunjuk Allah SWT agar diberi petunjuk . Dalam semedinya merasa mendapat petunjuk bahwa di sebelah timur masjid tedapat asap putih yang menjulang tinggi yang setelah didekati di bawah asap tersebut terdapat pusaka yang menancap ditanah. Kemudian tanah-tanah tersebut digali dan keluar airnya.

Gua Maharani

Makam Sunan Drajat

Waduk Gondang

[LAMONGAN] [PROFIL] [DEMOGRAFI] [POTENSI] [ABOUT US]

Pantai Tanjung Kodok